Senin, 21 November 2016

EDITING dan DELETE DATA GEOSPASIAL " Tugas 6 "

EDIT, DELETE DATA GEOSPASIAL




Latar Belakang
Kita telah mengetahui bahwa perkembangan teknologi ini akan semakin maju. Sehingga banyak cara  yang kita gunakan untuk memunculkan penemuan yang baru yang ada di dunia ini, dimana yang dimaksud adalah perkembanagan teknologi untuk kedepannya. Penemuan yang dimaksud adalah salah satunya adalah GIS. Dengan adanya penemuan tersebut maka sangat membantu dalam menyelesaika masalah.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa adanya kemajuan maka system tersebut tidak berguna. Oleh karena itu saling mendukung satu sama lain. Manusia dapat melakukan komunikasi dengan menggunakan jaringn
Dengan adanya perkembangan tersebut maka kita akan lebih mengerti dengan penggunaan system tersebut, karena dengan aplikasi ini maka dapat membantu dalam melakukan interaksi sehingga komunikasi yang dilakukan berjalan dengan lancar.
Di saat kita melakukan digitasi, hasil penggambaran akan tampak pada monitor komputer. Melalui monitor komputer, kita akan mengetahui jika terjadi kesalahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan editing pada data yang sudah masuk. Editing merupakan suatu proses perbaikan hasil digitasi. Kesalahan yang sering terjadi pada waktu digitasi adalah overshoot dan undershoot.

Pembahasan
Writer() Adalah method di shapefile untuk membuat file shp baru (shp dan dbf)
Editor() berfungsi untuk melakukan editing pada shapefile         
Contoh: delete record.
Skrip  Writter:
Ø  Python
Ø  Import shapefile
Ø  Sf = shapefile.writer(shapeType=1)
Ø  Sf = field(‘NAMA’,’C’,’40’)
Ø  Sf = field(‘PEMILIK’,’C’,’’40’)
Ø  Sf = record(‘Warung Nasi’,’Asep Dinamo’)
Ø  Sf = point(10.10)
Ø  Sf.save(‘warteg.shp’)
Ø  Exit().
Skrip Edit:
Ø  Python
Ø  Import shapefile
Ø  Sf = sahefile.Editor(‘war.shp’)
Ø  Sf = point(16,10,0,0)
Ø  Sf = record(‘Padang’)
Ø  Sf = save()
Ø  Sf = save(‘war.shp’)
Ø  A= shapefile.Reader(‘war,shp’)
Ø  A = records()
Ø  A.shapes().Points
Ø  A.shapes()[0]
Ø  A.shapes()[0] Points
[[10.0,10,0]]

Skrip Delete:
Ø  Sf.Delete(0)
Ø  A.shapes()[0].Points
[[10,0,10,0]]
Ø  Sf = Point(16,10,0,0)
Ø  Sf = record(‘Padang’)
Ø  Sf = save(‘war.shp’)
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kita dapat menarik kesimpulan dengan adanya GIS maka komunikasi yang dilakukan oleh manusia dapat berjalan dengan adanya GIS, GIS juga dapar digunakan untuk bisnis sehingga bisnis yang kita jalanka akan berjalan dengan baik. Misalkan kita ambil contoh yaitu salah satu perusahan, maka pads pembahasan kali ini kita dapat menggunakan cara – cara shapefile dengan menentukan daerah-daerah dengan jauh
Saran
Untuk lebih baik baik kedepannya, carilah referansi yang lengkap dan mudah dimengerti sehingga dapat ilmu yang banyak dan bermanfaan.
Data Diri :
Nama               : Fitriani M
NPM               : 1144001
Kelas               : 3D
Prodi               : D4 Teknik Informatika
Kampus           : Politeknik Pos Indonesia

Denial Pada Keamanan Jaringan " Tugas 6"

DENIAL OF SERVICE


Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan   perkembangan pola berfikir umat manusia sebagai mahluk sosial yang mempunyai naluri ingin tahu, ingin mengenal, ataupun berkomunikasi. Inovasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi telah berhasil menemukan dan menciptakan antara lain telepon, handpone, komputer dan internet.
Pembahasan
Danial Of Service adalah suatu metode yang sudah putus asa mencoba berbagai cara..
Bagaimana dia bekerja:
Membuat reg biasa terhadap derver melebihi kapasitas pelayanan service sehingga server tidak bisa melayani permintaan lainnya.
Kapasitas layanan web missal x
Misalkan terdapat server, user 1, dan user 1.
Analisis: Jika user 2 membuat reques sebanyak x maka user 1 tidak dilayani/denial, tetapi server masih hidup hanya saja sebuk melayani user 2.
Hal – hal yang perlu disiapkan penyerang:
1.      Hanya request sebanyak x
2.      Jika belum bisa mencapai x maka panggil temen – temen, bergabunglah yang lain dalam membentuk distributer DOS.

Terdapat TOR dan Deep Web
Sbelum mengenal TOR, terdapat Onion network.

Onion Nework
Application
Transport
IP
Network Access


Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan, yang berjudul DoS, maka dapat diambil kesimpulan bahwa  Pada dasarnya sudah ada kebijakan hukum pidana yang mengatur terkait penyalahgunaan informasi. Namun dalam penegakan hukumnya masih membutuhkan tindakan yang tegas dan kesadaran dari penegak hukum dan subjek hukum yang menjalankannya. Selain memang kebijakan hukum pidana itu sendiri memang memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Kelemahan dari setiap kebijakan hukum pidana baik dalam hukum pidana umum atau khusus dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan harus menjadi solusi hukum yang tepat. Dalam memenuhi kebutuhan dan penyelesaian masalah nasional. Setiap kebijakan hukum pidana yang mengatur mengenai kejahatan teknologi informasi tersebut diharuskan tidak ada tumpang tindih agar dalam law inforcement tidak berbenturan realisasi muatan materinya.


Saran
Tidak bisa dipungkiri kalau realita saat ini bahwa peraturan perundang-undangan yang dijadikan sebagai kebijakan hukum pidana menanggulangi setiap kejahatan masih belum maksimal. Tidak efektif menjadi problem solving masalah hukum dan kebutuhan setiap masyarakat. Masih adanya muatan materi masing-masing yang saling over laping atau tumpang tindih. Sehingga perlu dilakukan pembentukan kebijakan hukum pidana dengan metode yang tidak asal jadi. Meski memang seburuk-buruknya sebuah hukum jika dilaksanakan dengan proses dan tujuan baik tentu akan menghasilkan produk yang baik pula. Sayangnya hukum di Indonesia sudah baik tetapi penegakan dan kesadaran hukum dari aparat hukum dan subjek hukum yang harus diperbaiki

Data Diri:
Nama               : Fitriani M
NPM               : 1144001
Kelas               : 3D
Prodi               : D4 Teknik Informatika
Kampus           : Politeknik Pos Indonesia

Selasa, 15 November 2016

Sistem Informasi Geografis " Membuat Data Geospasial" Tugas 5

MEMBUAT DATA GEOSPASIAL

Latar Belakang
Kita telah mengetahui sebuah file shapefile adalah sebuah file yang berisi data tentang tata letak di muka bumi, shapefile itu sendiri telah banyak disediakan contohnya seperti yang disediakan oleh ESRI namun kita tidak tahu bagaimana cara membuat shapefile itu sendiri, oleh karna itu disini kita akan mengulas tentang bagaimana cara membuat shapefile tersebut.
Pembahasan
Membuat Data Geospasial
Langkah – langkah dalam membuat data geospasial yaitu sebagai berikut :
Import shapefile
a = shapefile.writer()
Format data goespasial ada 2 yaitu shp dan dbf :
1.      Shp = a.point (x,y)
a.poly [[x,y], [v,w]]
      2.   dbf = a.field(‘name.field,’c’,’40’)
                        a.record(‘Bdg’)
 Perintah ini berarti kita membuat sebuah atribut table bernama kota dengan tipedatavarchar dengan panjang 40 karakter, kemudian jika ingin menambahkan data maka dapat dilakukan dengan perintah :
      Record(‘Bandung’
)
disimpan menggunakan method a.save(‘file.shp’) arti method di writer.
-          Point (x,y) yaitu memasukan data bentuk point ke dalam shp, dan seluruh data harus format ESRI
-          Poly ([a,b], [c,d]) yaitu memasukka data geospasial berbentuk polygon ( kembali ketitik awal) atau poliline ( tidak kembali ke titik awal)
-          Field  (‘nama’,’c’,’40’) artinya membuat atribut tabel dengan ‘nama’ dengan tipe data varchar panjang 40.
Method ini bisa diulang terus dilakukan untuk kebetulan file baru lagi
-          Record (‘Bandung’) adalah mengisi tabel yang hanya satu file dengan value = Bandung.
-          Save (‘ nama file’) adalah untuk menyimpan file save file.
Kesimpulan
Dengan menggunakan python kita tidak hanya dapat membaca shapefile yang telah tersedia namun kita juga dapa membuat sebuah shapefile sendiri.
Data Diri:
Nama   : Fitriani M
NPM   : 1144001
Kelas   : 3D
Prodi   : D4 Teknik Informatika
Kampus : Politeknik Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.

Spoofing Pada Keamanan Jaringan " Tugas 5"

SPOOFING PADA KEAMANAN JARINGAN

Latar Belakang
Pada zaman semakin meningkat ini, banyak orang yang menggunakan jaringan internet untuk berkomunikasi maupun untuk hal lainnya. Seiring perkembangan zaman ini, kebutuhan jaringan internet sangat beragam, Namun tidak sedikit orang yang peduli dengan keamanan jaringan yang mereka gunakan. Sehingga memberikan celah luas untuk orang yang tidak bertanggung jawab untuk digunakan. Salah satu contohnya adalah orang akan memberikan alamat palsu sehingga orang akan terjebak dengan alamat palsu tersebut, seperti dengan melakukan spoofing. Spoofing Ini merupakan istilah bahasa Inggris yang berasal dari kata spoof, spoof adalah kegiatan mengimitasi alamat palsu. Jadis poofing adalah proses pemberian alamat palsu kepada korban, sehingga korban akan terjebak apabila mengikuti alamat palsu tersebut. Oleh karena itu, melalui jalur ini hak akses target dapat diketahui oleh orang yang melakukan sniffing sehingga dapat dengan mudah untuk menggunakan hak akses yang ditarget.
Pembahasan
Spoofing
Spoofing Ini merupakan istilah bahasa Inggris yang berasal dari kata spoof, spoof adalah kegiatan mengimitasi alamat palsu. Jadi spoofing adalah proses pemberian alamat palsu kepada korban, sehingga korban akan terjebak apabila mengikuti alamat palsu tersebut. Jika telah mengikuti alamat palsu tesbut maka sudah terjebak. Ada 2 jenis – jenis Spoofing :
1.      Arp, adalah menipu korban dengan memberikan alamat MAC palsu, bentuk tabelnya berisi IP dan MAC.
2.      DNS, adalah menipu korban dengan memberikan IP palsu, bentuk tabelnya berisi Domain dan IP.
Contoh Proses Untuk ARP :
Router R sebagai akses poin, router ini akan melewatkan data ke internet baru bisa ke inten, Cara nya adalah harus melihat alamat fisik router yang ada pada Alamat, maka dapat mengirimkan paket ke internet. Untuk lebih jelasnya liat penjelasan dibawah ini :
1.      A ingin berkomunikasi ke internet sehingga A harus melewati router R agar bisa menuju ke Internet. Cara nya adalah harus melihat alamat fisik router yang ada pada Alamat
2.      A bisa menuju ke Router R dan melihat tabel alamat pada dirinya atau tabel ARP maka dapat melihat paket sehingga dapat di teruskan ke Internet.
3.      B ingin menipu A agar tidak sampai ke internet dengan memberikan tabael palsu. Memberikan tabel palsu untuk di update di tabel miliknya, sehingga router itu alamat fisiknya B  dimana B adalah dirinya sendiri.
4.      Sehingga A melihat tabel palsu yang dikirim oleh B, dan mengira B adalah Router, Oleh karena itu aliran menuju Internet terputus
Contoh Proses Untuk DNS :
A ingin masuk ke google.com tapi ternyata d google.com isi adala localhost B sama aja.
Perbedaan tabel pada ARP dan DNS adalah , kalau ARP itu adalah Arp table, kalau DNS adalah Domain.
Cara Menanggulangi adalah sebagai berikut :
1.      Tidak menerima tabel dari siapapun.
2.      Membuat tabel statis yang tidak bisa diubah atau diupdate. Memastikan tidak ada yang memberikan tabel palsu dengan cara, membuat tabel fiks yang tidak bisa di update termasuk router jika memberikan mengupdate tabel ARP tidak berpengaruh, jadi harus membuat tabel ARP yang Fiks.

Phising
Phising adalah tehknik untuk mengkopi struktur website, jadi contoh yang paling sering adalah klik BCA. www.klikBCA.com tapi ada yang membuat iseng atau criminal duplikasi content websitenya di alamat www.clickBCA.com, artinya jika di ucapkan secara biasa orang akan cendrung menggunakan click BCA jadi website tersebut yang terbuka. Bentuk situsnya mirip.
Kita dapat mengetahui ini phising atau bukan dengan cara :Melihat sertifikat https yang terverifikasi secara organisasi 
Kesimpulan
IP Spoofing adalah masalah tanpa solusi yang mudah, karena itu melekat dengan desain TCP/IP suite. Memahami bagaimana dang mengapa serangan spoofing digunakan, dikombinasikan dengan beberapa metode pencengahan yang sederhana, dapat membantu melindung jaingan anda dari cloaking berbahaya dan teknik cracking.

Data Diri :
Nama               : Fitriani M
NPM               : 1144001
Kelas               : 3D
Prodi               : D4 Teknik Informatika
Kampus           : Politeknik Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat


Senin, 07 November 2016

Retrieve Data Geospasial "Sistem Informasi Geografis, Tugas 4"

RETRIEVE DATA GEOSPASIAL
Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis  adalah sistem yang telah dirancang untuk dapat digunakan untuk menangani data yang memiliki ruang  sehingga dapat dikatakan GIS juga dapat menggabungkan data untuk menhasilkan output yang dapat dijadikan dengan referensi untuk memutuskan masalah geografis. Pada GIS ini terdpat dua sistem yaitu sistem yang masih manual dan sistem yang sudah otomatis dengan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tetapi sekarang itu GIS yang digunakan adalah  GIS yang sudah otomatis untuk mengelolah data. Sehingga data yang dikelola itu efektif dan efesien.
Aplikasi GIS ini dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data tersebut berupa objek yang memiliki bentuk yang fisik serta memiliki lokasi. Oleh karena itu Sistem Informasi Geografis ini bertujuan untuk memudahkan dalam memperoleh informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut pada lokasi atau onjek. Data yang dapat diolah yaitu data yang berupa data spasial, dimana data spasial adalah data yang yang berkaitan dengan dengan lokasi keruangan yang pada umumnya berbentuk peta. Sehingga penyajian data spasial terbagi menjadi 3 yaitu point, poliline, dan polygon. Dan juga struktur data spasial ini dibagi menjadi 2 yaitu model data raster dan model data vector
Pembahasan
RETRIEVE DATA GEOSPASIAL
Jadi kita akan mengambil data geospasial vector ESRI shapefile. Seperti kita ketahui shapefile terbagi menjadi 2dbf dan shp.dbf adalah table atribut data. Shp adalah data geometri. Dimana data geometri itu geeometri standar ESRI yaitu Point, Poliline, Poligon. Poin itu adalah berupa titik, poliline adalah  berupa garis dan polygon adalah berupa daerah yaitu pertemuan antara titik awal dengan titik akhir, dapat dikatakan jugabahwa polygon adalah titik awal = titik akhir.
 Nah itu adalah data geospasial vector atau shapefile standar ESRI.Operasi pada python, pada python kit mengenalada library pyshp, dari library pyshp kita panggil dengan cara import shapefile. Istansiasi kelas shapefile kepada sebuah variable sf = shapefile.Reader(‘bts.negara.shp). sf adalah istansiasi, shapefile adalah kelas, Reader adalah method, (‘bts.negara.shp) adalah parameter fileshp. Maka disini variable sf adalah istansi dari kelas shapefile, kita bisa jalankan method di variable sf. Misalkan disini kita menggunakan instansi sf maka method terbagi 2 yaitu yaitu dbf dan shp. Method dbf jika kita menggunaka instansi sf sehingga dapat menggunakan atribut data.
Atribut data dbf terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.      sf.fields dapat digunakan untuk melihat atribut table.
2.      sf.records() dapat digunakan untuk mengambil semua record
3.      sf.record(n) digunakan untuk mengambil baris ke-n record
Atribut data shp terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.      sf.shapes() digunakan untuk mengambil semua record data geometri.
2.      sf.shape(n) dapat digunakan untuk megambil record ke-n pada baris.
Cara akses data objek itu bias melihat dengan Dir(a) yaitu terdapat beberapa bagian:
1.      BBOX atau disebut juga bonding box yaitu titik pinggiran peta, misalkan peta Indonesia terdapat titik pingiran a, b, c, dan d itulah disebut dengan bonding box dimana peta itu bisa dilihat dengan persegi panjang.
2.      Parts itu adalah apakah record ini bagian dari record lain tapi jarang digunakan.
3.      Points adalah koordinat pembentuk shapetype.
4.      Shapetype adalah data geometri standart ESRI.
Cara aksesnya adalah variable harus ditampung terlebih dahulu yaitu:
a.box
a.shapetype
a.poits

Pada data geospasial dapat melakukan select pada shapefile dengan menggunakan looping. Misalkan mencari data Indonesia sf.for a in sf.records(): memiliki algoritma yaitu mengambil data semua di iterasi 1.



Operasi Pengambilan data dengan Python
Membaca Jumlah data geometri:
>> import shapefile
>> sf = shapefile.Reader(“namafile.shp”)
>> sf.shapes()
>> a = sf.shapes()
>> len(a)

Membaca Jumlah data Geometri:
>> import shapefile
>> sf.records()
>> sf.records(n)
Kesimpulan
Retrive data geospasial adalah salah satu cara yang digunakan untuk memudahkan dan mempercepat dalam pencarian data ( data retrieval). Sehingga data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data table yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.


Data Diri:
Nama               : Fitriani M
NPM               : 1144001
Kelas               : 3D
Prodi               : D4 Teknik Informatika
Kampus           : Politeknik Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.

OOP PADA PYTHON MENGGUNAKAN SOCKET "Keamanan Jaringan, Tugas 4"

OOP DI PYTHON MENGGUNAKAN SOCKET
Latar Belakang
Pada zaman semakin meningkat ini, banyak orang yang mengguakan jaringan internet untuk berkomunikasi maupun untuk hal lainnya. Seiringperkembangan zaman ini, kebutuhan jaringan internet sangat beragam, Namun tidak sedikit orang yang peduli dengan keamanan jaringan yang mereka gunakan. Sehingga memberikan celah luas untuk orang yang tidak bertanggung jawab untuk digunakan. Salah satu contohnya adalah orang yang mengakses dengan cara yang kurang baik, seperti dengan melakukan sniffing. Sniffing adalah salah satu cara untuk melakukan intercepting jaringan. Jadi, orang yang melakukan sniffing akan mudah masuk kedalam jalur dimana terdapat paket data seseoang yang terkoneksi denga n jaringan data. Sehingga paket data tersebut akan dilalui oleh orang yang melakukan sniffing. Oleh karena itu, melalui jalur ini hak akses target dapat diketahui oleh orang yang melakukan sniffing sehingga dapat dengan mudah untuk menggunakan hak akses yang ditarget.
Pembahasan
Pada python kita dapat menggunakan OOP dengan cara:
1.      Buat file anu.py
2.      Isi :
From socket import socket, AF_INET, SOCK_STREAM
Class Anu (objek):
                              Def isOpen (self, IPADD, PORD):
                        S= socket (AF_INET, SOCK_SREAM.
                        RETURN s.connect.ex((IPADD, PORT))

3.      Panggil di program utama/ console
Import anu
4.      Instansiasi ke variable
a = anu.Anu ()
5.      Panggil method
o = terbuka
SNIFFING
Apa itu Sniffing???
Sniffing adalah kegiatan untuk membaca paket data yang beredar di jaringan, setiap computer yang ada di jaringan itu akan menaruh paket, IP adalah paket dikirim kejaringan, pada hakekatnya jaringan itu berupa kabel. Misalkan ada computer, terhubung oleh switch dengan menggunaka kabel, di kabel tersebut terdapat paket, dengan adanya paket tersebut  maka tersambunglah pada switch sehingga paket tersebut sampai, dan dapat d teruskan ke computer lain. Itu merupakan bagaimana penggunaanswitch. Sedangkan hub, itu caranya berbeda lagi yaitu hub tersebut langsung mengirim paket tersebut tanpa dengan pemilan, sedangkan switch tadi itu kebalikan dari hub. Oleh karena itu, Sniffing adalah praktek membaca paket IP dari node 1 ke node yang lainnya. Dengan memiliki metode yaitu dengan melakukan intercepting jaringan/ masuk ke jalur, dimana paket melalui jalan itu ( Pemalakan). Jadi di dalam intercepting ini kita akan melakukan pemalakan pada jaringan. Tools Sniffing terbagi 3  yaitu wire sharh, TCP dump, dan Socket python.
Contoh Sekenario:
1.      Wifi kampus
2.      Laptop dosen
3.      Laptop Mahasiswa
Cara untuk menggukan akun dosen, yaitu caranya adalah sebagai berikut:
1)      Jaringan wifi kampus terdapat laptop dosen dan laptop mahasiswa tergabung dengan satu akses poin.
2)      Mahasiswa membuka sniffer di laptop.
3)      Dosen login dengan hotspot itu dengan artian dosen menyimpan paket di jaringan wifi berupa user, password from HTML method post.
4)      Sniffer di laptop mahasiswa menangkap data tersebut.
5)      Mahasiswa memakainya untuk login hotspot menggunakan akun dosen.

Cara Menggunakan/ Counter Messure dengan Mengamankan:
1)      Ubah HTTP menjadi HTTPS.
2)      Gunakan enkripsi AES/ yang lebih timggi pada enkripsi HTTPS.
Kesimpulan
Sniffing adalah kegiatan penyadapan pada lintas data di jaringan computer dengan membaca paket IP orang lain dengan menggunkan suatu device. Sniffer adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan computer dengan memanfaatkan mode premicious pada Ethernet.
Saran
Sniffing merupakan hal yang tidak baik, karena dapat merugikan orang lain. Apabila kalian mencoba untuk melakukan sniffing tersebut maka kalian harus mempertanggung jawabkan pekerjaan kalian sendiri.


Data Diri:
Nama               : Fitriani M
NPM               : 1144001
Kelas               : 3D
Prodi               : D4 Teknik Informatika
Kampus           : Politeknik Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat